Minggu, 28 Februari 2010

TheMobster - Kebanggaanku ( Mars Pasoepati)

Lirik TheMobster - Kebanggaanku ( Mars Pasoepati)
Persis solo itu namamu
Pasoepati jadi pendukungmu
Sambernyowo itu julukanmu
Engkaulah kebanggaanku
Jebol terus gawang lawanmu
Kobarkanlah slalu semangatmu
Tunjukan slalu kerja kerasmu
Persis solo jiwaku
Jangan takut dan jangan ragu kami akan slalu mendukungmu
Pantang mundur dan terus maju jadikan PERSIS nomor satu
Jadikan Persis nomor satu
jadikan persis nomor satu
jadikan Persis nomor satu

Sabtu, 27 Februari 2010

My Pet Sally



My Pet Sally resmi berdiri pada tanggal 31 Desember 2003, berdiri dengan mengenakan baju CROSLINE. Nama MYPET SALLY sendiri didapat secara spontan saat mencantumkan nama pada proposal yang hendak diserahkan pada sebuah even musik Campus.

Nama MYPETSALLY sendiri mereka ambil dari judul sebuah lagu BLINK182 di Album mereka yang bertajuk “BUDHA”. Walaupun saat itu ada beberapa kandidat nama yang masing-masing mereka calonkan, tapi pada akhirnya mereka sepakat dengan nama MYPETSALLY ini. Namun dilihat dari arti kata MyPetSally itu sendiri, sebenarnya banyak arti yang didapat. Dimana Sally itu sendiri bisa diartikan sebagai Serangan tiba-tiba atau bisa juga berarti sebagai suatu kejenakaan. Jadi disini kami padukan kedua arti tersebut sebagai gambaran bagi warna musik yang kami bawakan. Yaitu sebagai sesuatu yang merupakan serangan, namun dengan adanya kejenakaan, maka yang didapat bukannya ketakutan tapi hanya kesenangan yang akan dirasakan oleh audience semua. Jadi sebagai gambaran jika anda memiliki sebuah hewan piaraan yang walaupun ganas karena bisa menyerang anda, namun ia dapat dijadikan sahabat karena anda bisa becanda dan itu merupakan suatu kesenangan bagi anda yang memilikinya. Dengan nama MY PET SALLY ini pula kami membawa misi bagi seluruh manusia diBUMI untuk selalu melindungi dan menyayangi semua hewan piaraannya masing-masing.

MY  PET SALLY sendiri terdiri dari tiga personel yaitu Dessy [lead gitar], Jimbo [drum], dan Renyka [vokal/bas]. Kehadiran 2 personel cewek tentunya menjadi daya tarik tersendiri pada Grup band asal Jogja ini. Mengusung genre Punk mellodic band ini terinfluence oleh Sum41,Hi-Standard,No Use For A Name, New Found Glorry, Gold Finger, Simple Plan, MXPX,NOFX,RAMONES,SEX PISTOL dan tentunya Blink 182.

Musiknya sangat easy listening dan lirik - liriknya sangat menarik dengan bertemakan hal - hal keseharian, hal itu jelas nampak pada singgelnya  Ibu kost", ataupun  "Bangun Pagi". Mereka juga memadukan music punk dengan instrument - instrument tradisional Skotlandia maupun Irlandia itu dapat kita dengar pada lagu "Cinta 18".

 sumber : www.myspace.com/mypetsallyband, www.soundclick.com/mypetsally, http://www.bursalagu.com/mp3/2-my_pet_sally.html
 photo : 1.bp.blogspot.com

Minggu, 21 Februari 2010

Bebaskan SUPERNOVA

Nova Zaenal kapten tim Persis Solo hari ini Senin 22 Februari 2010 akan menjalani persidangan terakhirnya dalam kasus Pemukulan saat Persis melawan Gresik United di Stadion Sriwedari musim lalu.

Hari ini rencananya NZ77 akan mendengarkan keputusan majelis hakim dalam persidangan yang akan dilaksanakan di PN Surakarta atau di depan Graha Wisata Niaga.

Semoga Nova di bebaskan agar dapat berkonsentrasi penuh mengangkat skuad Laskar Sambernyowo dari zona degradasi.


Amien

Rabu, 17 Februari 2010

Facebook bayar

Sebagian pengguna Facebook panik terkait kabar layanan situs populer itu akan berbayar. Bahkan grup Facebook bayar pun dibentuk untuk menolak kemungkinan tersebut.


Dikutip dari Telegraph, rumor Facebook bakal menarik biaya yang berkisar 15 Poundsterling per bulan ini berasal dari pesan e-mail. Meski terkesan hoax, rupanya banyak user yang percaya sehingga membuat grup protes.

Grup bernama “We will not pay to use Facebook – we are gone if this happens”, sudah punya sekitar 140.000 member. Target grup ini adalah memiliki anggota sebanyak 300 ribu untuk memprotes Facebook.

"Ini adalah petisi untuk menghentikan niat Facebook menarik biaya yang akan dimulai dari bulan Juli 2010. Karena popularitas besar Facebook, Mark Zuckerberg menerima banyak tawaran dari pihak yang akan membeli Facebook, yang akan menjadikannya situs berbayar," demikian pernyataan grup tersebut.

Menanggapi rumor itu, pihak Facebook telah mengeluarkan bantahan. "Kami tak punya rencana untuk menarik biaya dari pengguna layanan basis Facebook. Facebook adalah layanan gratis untuk 350 juta penggunanya," ujar juru bicara Facebook.

Beberapa grup juga dibuat untuk menyebar pesan bahwa Facebook sama sekali tidak berniat menarik biaya dari pengguna setianya.



(sumber : http://www.forumkami.com)

Selasa, 16 Februari 2010

Selogiri






KECAMATAN Selogiri, Kabupaten Wonogiri, kaya potensi objek wisata spiritual dan petilasan bernilai historis dan heroik. Itu berasal dari zaman kerajaan dan revolusi prakemerdekaan Republik Indonesia.
Untuk mengenal potensi objek wisata spritual dan tempat bernilai sejarah itu, berikut wawancara Suara Merdeka dengan Camat Selogiri, Sri Warsito.
Berapa banyak objek wisata spiritual di Selogiri?
Banyak. Di sini ada beberapa petilasan pertapaan tokoh sejarah yang diyakini memiliki daya gaib. Juga ada makam leluhur dinasti Mangkunegaran yang diziarahi kerabat, keturunan, dan masyarakat spiritual berbagai daerah. Ada pula monumen batu gilang Nglaroh dan tugu monumen penyimpanan pusaka.
Di mana saja objek wisata spiritual itu?
Di Sendang Siwani, tempat pertapaan Raden Mas (RM) Said atau Pangeran Sambernyawa ketika menerima wangsit yang membangkitkan keberanian bertempur melawan Belanda.
Tempat itu berupa sendang (sumber air) yang sampai kini dikunjungi banyak orang dari berbagai daerah, terutama setiap malam Selasa dan Jumat.
Juga ada Sendang Sinangka dan Tretes, yang merupakan petilasan pertapaan Pangeran Sambernyawa. Sampai sekarang pun masih didatangi banyak tokoh spiritual untuk menjalani laku prihatin guna menggapai wahyu, derajat, dan kemuliaan.
Masih ada pula makam para leluhur yang sering diziarahi dan untuk laku spiritual. Yakni, makam istri dan ibu Pangeran Sambernyawa di Gunung Wijil dan Keblokan, Sendangijo. Makam Patih Kudanawarsa dan makam mertua Pangeran Sambernyawa, Kiai Kasan Nuriman, di Desa Pule.
Yang berkait dengan kesejarahan?
Ada. Itu antara lain di monumen batu gilang di Nglaroh. Tempat itu diyakini sebagai lokasi kali pertama Pangeran Sambernyawa mendirikan embrio pemerintahan dan mengatur siasat perang gerilya yang populer disebut Perang Sambernyawan.
Menurut sejarah, ketika RM Said berusia 17 tahun kecewa karena dicurangi penguasa Keraton Kartasura dan Patih Danureja.
Dia pergi meninggalkan keraton. Bersama pengiring setianya dia pergi ke Nglaroh. Dari bumi perdikan Nglaroh dia merancang perang melawan ketidakadilan keraton dan penjajah Belanda.
Juga ada monumen tugu penyimpanan pusaka andalan Pangeran Sambernyawa di depan Kantor Kecamatan Selogiri.
Yang berkait dengan revolusi kemerdekaan?
Di tikungan Krisak Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri. Di tikungan ngirung petruk itu terjadi kisah heroik keberanian para pejuang 45 dalam perang kemerdekaan Indonesia melawan penjajah Belanda.
Kisah itu populer disebut pengadangan Krisak. Karena para pejuang waktu itu memasang trackbom (sejenis ranjau darat) yang diledakkan pada saat ada iring-iringan kendaraan pasukan Belanda.
Dalam kisah patriotik itu gugur dua pejuang. Kampung Krisak pun dibumihanguskan Belanda. Untuk mengenang kisah heroik itu, di tikungan yang menjadi ruas jalan raya Wonogiri-Solo sekitar km 5 dibangun monumen perjuangan 45. (Bambang Pur-74g - http://www.suaramerdeka.com/harian/0309/13/slo28.htm)

Rabu, 10 Februari 2010

Bob Marley - Redemption Song ( chord )

Marley Bob - Redemption Song

 


 
 
G                      Em7
Old Pirates, yes, they rob I.
C G/B Am
Sold I to the merchant ships
G Em C G/B Am
minutes after they took I from the bottomless pit.
G Em7
But my hand was made strong
C G/B Am
By the hand of the Almighty.
G Em C D
We forward in this generation triumphantly.

Chorus
G C D G
Won't you help to sing these songs of freedom?
C D Em C D G
'Cause all I ever had, redemption songs,
C D G C
redemption songs.
D G Em7
Emancipate yourselves from mental slavery,
C G/B Am
None but ourselves can free our minds.
G Em
Have no fear for atomic energy,
C G/B Am
'Cause none of them can stop the time.
G Em7
How long shall they kill our prophets
C G/B Am
While we stand aside and look?
G Em
Yes, some say it's just a part of it.
C D
We've got to fulfill the book.

Chorus

Emancipate yourselves from mental slavery,
None but ourselves can free our minds.
Have no fear for atomic energy,
'Cause none of them can stop the time.
How long shall they kill our prophets
While we stand aside and look?
Yes, some say it's just a part of it.
We've got to fulfill the book.
Won't you help to sing these songs of freedom?
'Cause all I ever had, redemption songs,
These songs of freedom, songs of freedom.

Senin, 08 Februari 2010

10 TAHUN PASOEPATI

Siang itu, Minggu, 27 Desember 2009, segerombolan anak berkaos merah tampak berada di sekitaran lampu rambu lalu lintas di kawasan Delanggu, kabupaten Klaten. Keberadaannya adalah untuk mencari tumpangan gratis kendaraan yang akan membawa mereka sampai ke kota Solo. Baik truk, maupun mobil bak terbuka, satu per satu mereka datangi untuk sekedar meminta ijin menumpang. Jika tidak diijinkan, mereka pun berpindah ke mobil/truk lain yang juga tengah berhenti di lampu merah. Hari Minggu yang menjadi hari libur sekolah, menjadikan anak-anak tersebut bisa berkesempatan untuk hadir di kota Solo, menyaksikan dan memberikan dukungan langsung bagi tim sepak bola Persis Solo yang mana hari itu akan bertanding melawan Deltras Sidoarjo. PASOEPATI, itulah tulisan satu kata yang jelas terbaca di kaos merah yang mereka kenakan. PASOEPATI memiliki arti sebagai sebuah kelompok suporter sepak bola dari tim Persis Solo. Haru, meski nama PASOEPATI lebih identik dengan hiruk pikuk masyarakat kota Solo, namun di balik semua itu ternyata kebesaran nama PASOEPATI juga tidak lepas dari dukungan masyarakat kabupaten Klaten. Mungkin tidak hanya Klaten semata, tapi juga dukungan dari masyarakat kabupaten Boyolali, Salatiga, Karanganyar dan Sukoharjo. Dukungan luas dari berbagai daerah, menjadikan PASOEPATI sebagai salah satu kelompok suporter terbesar di Indonesia.
Tak tampak raut kecewa yang menghiasi wajah-wajah para Pasoepati yang hadir di stadion Manahan, meski sore itu tim Persis Solo harus puas bermain imbang tanpa gol melawan tamunya, Deltras Sidoarjo. Sebanyak 25 ribu suporter datang ke stadion termegah di kota Solo, untuk membuat merah setiap sudut stadion Manahan. Hasil buruk yang dicapai tim kebanggaannya, tidak lantas membuat Pasoepati bertindak anarki. Mereka pun dengan tertib mulai meninggalkan bangku Manahan ketika senja petang mulai datang.
SEJARAH BERDIRINYA PASOEPATI
Tidak ada yang menyangka sebelumnya, tim elite Pelita Jaya akan bermarkas di stadion Manahan Solo, 10 tahun yang lalu. Kedatangannya cukup membuat kaget publik Solo yang ketika itu tengah berduka pasca dibubarkannya klub lokal, Arseto, pada tahun 1998. Atmosfer sepak bola pun sontak kembali menggeliat di kota budaya. Pelita pun juga meresponnya dengan mengganti namanya menjadi Pelita Solo, menghapus kata “Jaya” yang sebelumnya identik melekat. Dahaga warga Solo akan tontonan sepak bola selevel Liga Indonesia akhirnya terobati. Adalah laga Pelita Solo melawan Arema Malang yang menjadikan pertandingan tersebut begitu bermakna bagi kelahiran Pasoepati. Sore itu, dalam lanjutan kompetisi Liga Bank Mandiri, tuan rumah Pelita Solo ditantang tamunya klub asal Malang, Arema. Kedatangan Arema ke lapangan Manahan, diikuti dengan kedatangan Aremania (suporter Malang) ke kota Solo. Warna biru pun sempat terlihat di tribun stadion ketika pertandingan berlangsung. Apa respon masyarakat Solo dengan kedatangan tamunya tersebut?
Decak kagum dan takjub rasanya menjadi kalimat yang pas untuk menggambarkan wajah-wajah penonton Solo ketika itu. Atraksi Aremania di tribun penonton dalam mendukung timnya, pantas mendapatkan acungan jempol. Gerak tari, nyanyian lagu dan dentuman alat-alat musik yang dibawakan Aremania secara padu, ternyata mampu membuat penonton lain seolah tersihir. Selain sajian tontonan utama pertandingan Pelita Solo melawan Arema Malang, ternyata suporter Malang tersebut malah mampu memberikan sajian tontonan tambahan dari bangku stadion. Masyarakat Solo pun iri melihat kesuksesan suporter Malang yang telah berhasil “menyihir” penonton Solo dengan aksi-aksinya atraktifnya. Selepas pertandingan berakhir, desas-desus obrolan warga Solo pun berhembus kencang, apalagi kalau bukan obrolan tentang aksi Aremania di tribun Manahan. Di beberapa warung angkringan, pos ronda maupun di tempat tongkrongan, semua orang saling membicarakan aksi Aremania. Merespon keinginan masyarakat yang menginginkan adanya suporter Solo yang kreatif dan atraktif seperti Aremania, beberapa hari kemudian warga Solo mengadakan rapat pertemuan yang dihadiri oleh beberapa tokoh penting dari kalangan profesional dan warga Solo pecinta sepak bola. Pertemuan tersebut diadakan dengan tujuan untuk membahas rencana pembentukan sebuah wadah suporter dari Solo.

Rabu, 9 Februari 2000, bertempat di Griya Reka yang berlokasi di jalan Kolonel Sugiyono 37 Solo, kelompok suporter Solo pun resmi didirikan. Nama Pasoepati yang berarti Pasukan Soeporter Pelita Sejati, menjadi nama yang dipilih untuk melabeli suporter Pelita Solo kala itu. Berdirinya Pasoepati berarti mengikuti langkah kota Malang yang telah lebih dulu mempunyai kelompok suporter bernama Aremania. Respon masyarakat terhadap berdirinya kelompok suporter Pasoepati terbilang sangat luar biasa. Selang beberapa hari setelah Pasoepati resmi berdiri, aksesoris suporter bertuliskan Pasoepati mulai terlihat dijual di sekitar kawasan komplek Gelora Manahan, Solo. Mulai dari kaos, bendera, syal maupun topi, ludes terjual dalam waktu singkat. Mengenakan kaos merah bertuliskan PASOEPATI, seakan telah menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Solo ketika itu. Animo masyarakat dalam menyaksikan tim Pelita Solo bertanding di stadion Manahan pun semakin mengalami lonjakan. Terbukti, setiap laga Pelita Solo di stadion Manahan selalu dibanjiri oleh warga Solo yang berbondong-bondong untuk menyaksikan secara langsung tim Pelita bertanding. Setiap sudut tribun tidak menyisakan ruang kosong untuk sekedar meluruskan kaki, semua tampak penuh dengan penonton yang sudah resmi dinamai PASOEPATI. Bahkan, lintasan lari di tepi lapangan yang seharusnya menjadi area steril pertandingan, terpaksa harus diisi oleh ribuan Pasoepati akibat tidak mendapatkan tempat duduk di atas tribun. Kibaran bendera-bendera merah bertuliskan PASOEPATI, menjadi pemandangan baru di dalam stadion Manahan ketika itu.
Yah, PASOEPATI telah berhasil menjadi alat pemersatu puluhan ribu warga Solo dan sekitarnya untuk bisa saling bersatu, saling bahu-membahu mendukung sebuah tim sepak bola yang bisa membuat bangga kota Solo tercinta.
DEKADE PASOEPATI
Hari ini, Selasa, 9 Februari 2010, menjadi hari yang sangat bersejarah bagi kelompok suporter Pasoepati. Sembilan Februari ini diperingati sebagai hari ulang tahun satu dekade (10 tahun) Pasoepati. Sebagai kelompok suporter yang tergolong cukup tua, Pasoepati telah banyak mengalami perubahan diri dari pertama kali berdiri hingga saat ini. Perubahan yang paling mencolok yakni perubahan tim sepak bola yang didukung. Pelita Solo menjadi andil terbesar berdirinya Pasoepati sekaligus menjadi tim pertama yang didukung. Setelah Pelita hengkang dari Solo, Pasoepati kembali mendukung tim “indekos”, Persijatim Solo FC. Nostalgia Pasoepati dengan Persijatim Solo FC hanya berlangsung selama 3 tahun. Mulai tahun 2006, Pasoepati secara resmi memproklamirkan kesetiaannya memberi dukungan untuk tim lokal daerahnya sendiri, Persis Solo, yang ketika itu masih “megap-megap” di kompetisi divisi satu.

Usia 10 tahun menjadikan Pasoepati sebagai salah satu kelompok suporter tua di Indonesia. Banyak pelajaran dan pengalaman penting yang didapat seiring berjalannya usia Pasoepati dari angka nol hingga kesepuluh, tahun ini. Meski saat ini Pasoepati hanya mendukung tim sepak bola yang berkompetisi di kasta kedua, namun Pasoepati tetaplah menjadi salah satu kelompok suporter terbesar di Indonesia, sejajar dengan Aremania (Malang) maupun The Jakmania (Jakarta). Animo masyarakat Solo dan sekitarnya akan keberadaan Pasoepati, terbilang masih cukup tinggi. Buktinya, setiap kali tim Persis Solo bertanding, stadion Manahan masih tampak selalu penuh dibanjiri warga Solo dan sekitarnya. Menarik memang, meski hanya berlaga di kompetisi kasta kedua Indonesia, Persis Solo selalu ditonton oleh suporter Pasoepati yang berjumlah sekitar 15 ribu hingga 25 ribu per pertandingan. Jumlah angka penonton yang cukup fantastis untuk level kompetisi kasta kedua/divisi utama Liga Indonesia.
Selama masa 10 tahun yang telah terlewati, masa-masa keemasan Pasoepati terjadi pada awal mula Pasoepati didirikan, yakni pada tahun 2000. Ketika itu, suporter Solo sering kali menjadi pusat perhatian media untuk dijadikan pemberitaan nasional akan aksi-aksi atraktif dan kreatifnya dari tribun penonton. Ya, lewat kejelian seorang Mayor Haristanto, Presiden Pasoepati yang pertama, nama Pasoepati mulai menjadi besar dan meroket sebagai pioner lahirnya kelompok-kelompok suporter kreatif di berbagai daerah.
Namun sayang, diusianya yang ke-10 ini bisa dibilang Pasoepati telah mengalami kemunduran yang luar biasa hebatnya. Baik kemunduran dari segi kuantitas maupun kualitas kelompok suporternya. Dari segi kuantitas, telah banyak orang yang menanggalkan statusnya sebagai seorang suporter Pasoepati. Entah karena mereka merasa malu karena tim yang didukungnya hanyalah tim divisi utama ataukah karena tim yang didukung hanyalah tim “pupuk bawang” yang sering mengalami kekalahan dalam setiap pertandingan. Animo massa Pasoepati telah jauh berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya yang selalu menjejali stadion Manahan hingga 50 ribu orang, melebihi kapasitas stadion yang hanya sanggup menampung 30 ribu orang. Dari segi kualitas, Pasoepati saat ini telah jauh berbeda dengan Pasoepati sebelumnya. Pasoepati belum mampu meninggalkan kebiasaan melempar benda-benda ke lapangan, yang notabenenya hanya akan mengganggu jalannya pertandingan dan berujung dengan sanksi. Contoh terbaru adalah masuknya 2 kembang api ke lapangan ketika Persis Solo melawan Persiba Bantul dan Pro Duta FC beberapa waktu yang lalu. Pelemparan benda ke lapangan tentu saja didasari oleh kekesalan Pasoepati, mungkin terhadap wasit, pemain lawan ataupun karena hasil pertandingan. Tapi, apakah harus seperti itu yang harus dilakukan? Kualitas unjuk diri yang dilakukan Pasoepati seharusnya meningkat dari hari ke hari, pertandingan satu ke pertandingan lainnya. Sudah saatnya Pasoepati meninggalkan nyanyian-nyanyian hina, meninggalkan pelemparan benda, meninggalkan perkelahian antar sesama dan menggantinya dengan atraksi yang menarik dari tribun stadion.
Pasoepati harus lebih banyak berbenah diri, saling introspeksi dan mengkoreksi. Pasoepati bukanlah kelompok suporter yang didirikan kemarin sore, yang harus dituntun untuk menemukan dan mencapai tujuan visi misi kelompok suporternya. Pasoepati harus bergerak sendiri, belajar dan terus belajar untuk menjadikan dirinya sebagai sebuah kebanggaan daerah asalnya (Solo). Pasoepati bukanlah kelompok suporter terbaik di negeri ini, tapi Pasoepati adalah kelompok suporter yang selalu berusaha untuk menjadi yang lebih baik lagi. Pasoepati harus benar-benar bisa mentransformasikan dirinya sebagai suporter yang benar-benar dewasa, sportif, anti anarki dan tidak mudah terprovokasi.
Akhirnya,
SELAMAT ULANG TAHUN KE-10 kepada kelompok suporter PASOEPATI. Semoga semakin maju, sportif, cinta damai, anti anarki dan anti provokasi. Semoga semakin kaya akan kreatifitas dan aksi-aksi menarik yang pantas tersajikan! 


sumber : (onengisme-pasoepati.net)

Time of your Life - Green Day ( CHORD)

Time of your Life - Green Day
G C9  Dsus4    G
Another turning point a fork stuck in the road
G C9 Dsus4 G
Time grabs you by the wrist directs you where to go
Em Dsus4 C9 G
So make the best of these days and don't ask why
Em Dsus4 C9 G
It's not a question but a lesson learned in time
Chorus
Em G Em G
It's something unpredictable in the end it's right
Em Dsus4 G (where verse riff cuts back in)
I hope you have the time of your life. (Start struming G C Dsus4)
G     C9              Dsus4               G
So take the photographs and stillframes in your mind
G C9 Dsus4 G
Hang it on a shelf; it could've been good times
Em Dsus4 C9 G
Tatoos and memories and asking on trial
Em Dsus4 C9 G
For what it's worth it was worth all the while

Senin, 01 Februari 2010

THE MOBSTER SKA

THE MOBSTER SKA


Inilah salah satu group band yang eksis di Kota Solo, memainkan aliran musik SKA. Setelah pertemanan dan bermusik serta pengalaman main dari stage ke stage (gigs) dan main di Pensi SMA Lagu-lagu THE MOBSTER terinspirasi dari kehidupan sehari-hari sebagai sarana untuk menyalurkan bakat seni dan emosi jiwa dengan mengambil referensi band-band baik dari dalam maupun luar negeri. Musik SKA merupakan bahasa universal yang berasal dari jiwa tanpa mengenal umur, status, gender, agama dan ras sehingga mendorong semua orang yang mendengar irama ini untuk bernyanyi dan berdansa bersama mengikuti beat SKA.





Nama awalnya adalah Rudies Beat yang memainkan classic ska songs seperti Prince Buster, Desmond Dekker, The Wailers, The Skatalites and The Specials. Setelah beberapa tahun terjadi beberapa perubahan line up selama beberapa kali dan pada tahun 2005 mereka memutuskan untuk menggunakan nama baru dan lahirlah The Mobster.Pada tahun 2007 The Mobster merilis mini album pertama bertajuk " SING AND DANCE ", di album ini The Mobster mengkobinasikan musik ska dengan elemen seperti pop,jazz,dan keroncong.

THE MOBSTER are :


Aan (lead singer),
Eko (guitar / backing vocals),
Novic (guitar),
Beng (bass),
Manto (drums) and
Opix (trumpet / t-bone)

Check THE MOBSTER at : http://www.myspace.com/themobsterska