Minggu, 09 Januari 2011

Nurdin Halid Mengatur Pertandingan Dari Jeruji Besi


(bolaindo) Jeruji penjara terbukti tidak menghalangi Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Nurdin Halid dalam mengatur pertandingan. Demikian diungkapkan mantan Ketua Badan Wasit PSSI IGK Manila.

Di kantor Indonesia Corruption Watch, purnawirawan bintang dua ini mengisahkan perselisihannya dengan atasannya itu saat Final Sepak Bola di Pekan Olahraga Nasional 2007. Laga itu mempertemukan Jawa Timur dan Papua.

"Sepuluh menit sebelum pertandingan, saya dapat telepon dari Rutan Salemba," kata Manila. Ketua Umum PSSI Nurdin Halid saat itu meringkuk di sana akibat korupsi minyak goreng.

Nurdin meminta wasit pemimpin pertandingan itu diganti. Manila tidak ingat namanya, yang pasti wasit asal Jawa Barat. Alasan instruksi itu adalah sang pengadil tampil buruk saat memimpin pertandingan PSM Makassar di Wamena, Irian Jaya, beberapa waktu sebelumnya.

"Saya sudah cek, wasit itu tidak melakukan kesalahan," kata Manila. Terlebih, wasit itu ditunjuk berdasar kesepakatan PSSI, KONI dan Pengurus Besar PON.

Permintaan itu dia tolak. "Saya mantan prajurit yang pantang menolak perintah atasan, tapi bapak salah," katanya.

Manila memberi jaminan, jika wasit tidak adil, dia minta Nurdin memecatnya usai pertandingan. "Tapi kalau bagus, saya mengundurkan diri besok pagi," kata Manila.

Dia mundur. "Hati nurani saya tidak bisa bekerja seperti itu," kata mantan manajer Persija Jakarta yang membawa klubnya jadi juara Indonesia 2001 itu.

Nurdin Halid sendiri belum bisa dimintai konfirmasi soal ini. Dia sedang ada di Doha mengikuti pertemuan para petinggi sepak bola Asia.

Manila mengaku, selama berkiprah di PSSI, kupingnya kerap merah. Setiap musim belum habis, dia dikabarkan tahu siapa yang jadi juara. Bahkan dia pernah mendapat pesan singkat yang mengatakan akan terjadi penalti dalam suatu pertandingan Persipura Jayapura. "Benar, tiga menit kemudian, Persipura dapat penalti," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar